Selamat Datang di Blog Seksi Pemolaan Kawasan Hutan - Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah II

Kamis, 28 Juni 2007

BENARKAH BADAK SUMATERA DI TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT DI WILAYAH PROVINSI BENGKULU SUDAH MENGHILANG?

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis, Fischer 1814) termasuk salah satu jenis satwa mamalia Indonesia yang dilindungi Undang-undang berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Populasi Badak Sumatera beberapa tahun ini sudah sangat langka dan terus mengalami penurunan yang cepat serta dikhawatirkan apabila tidak dilakukan penyelamatan akan punah dalam waktu dekat, akibat perburuan liar dan penyempitan habitat di seluruh pulau Sumatera. Menurut informasi yang diperoleh dari Rhino Protection Unit Taman Nasional Kerinci Seblat, populasi Badak Sumatera pada tahun 1993 di sekitar Air Berau, Kabupaten Muko-Muko, Provinsi Bengkulu diperkirakan berjumlah 75 ekor, tetapi pada tahun 1998 jumlahnya berkurang menjadi 27 – 32 ekor, dan pada tahun 2004 diperkitakan hanya tinggal 2 - 3 ekor, dan jika benar jumlah ini tidak cukup viable untuk mencapai kondisi populasi yang normal.

Hasil survey yang dilakukan oleh tim kerja yang terdiri dari Direktorat Jenderal PHKA, Yayasan Mitra Rhino (YMR), Yayasan Suaka Rhino Sumatera (YSRS), Balai TN Kerinci Seblat, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu, International Rhino Foundation (IRF), Program Konservasi Badak Indonesia (PKBI), serta para ahli dari IPB, Taman Safari Indonesia, dan ex Manajer Tim Penyelamatan badak sebelumnya adalah sebagai berikut:

  1. Hasil survey yang dilakukan pada bulan Juni 2005 sampai Minggu ke IV bulan Februari 2006 dengan menggunakan methode Pitrrap menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi Badak Di Taman Nasional Kerinci Seblat.

  2. Guna lebih meyakinkan keberadaan Badak di sekitarnya, survey lanjutan di bagian hulu areal penyelamatan (daerah sekitar Air Berau, Air Dikit dan Seblat Merah, TNKS) telah dilakukan pada bulan Februari 2006 dan tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan Badak di tempat tersebut. Kemungkinan Badak sudah menghindar dari area tersebut ke bagian lain dari TNKS atau berkurang jumlahnya karena sebab lain.

  3. Selain kegiatan survey lanjutan dibagian hulu daerah sekitar Air Berau, Air Dikit dan Seblat Merah, untuk lebih memperoleh kepastian akan keberadaan Badak Sumatera di TNKS Bengkulu, Tim telah melaksanakan pengumpulan informasi, baik yang didapatkan dari instansi terkait, masyarakat, maupun kelompok pemburu tidak diketahui lagi keberadaan Badak di TNKS (Prov. Bengkulu), sejak tahun 2004 (Laporan Survey 2006, selengkapnya klik disini).

Melihat hasil survey di atas, apakah Badak Sumatera di Taman Nasional Kerinci Seblat wilayah Provinsi Bengkulu masih ada? Hal ini perlu menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih memikirkan upaya-upaya konservasi yang terpadu dalam suatu kegiatan yang melibatkan masyarakat, LSM, Pemda Bengkulu dan Departemen Kehutanan.

Sumber: Dit. Konservasi Keanekaragaman Hayati, Ditjen PHKA

Tidak ada komentar: