Taman Nasional Wasur (TNW) berada di bagian tenggara Pulau Papua. Wasur sebenarnya nama salah satu desa yang berada di dalam taman nasional, yang berasal dari kata Waisol, yang dalam bahasa Marori berarti kebun. Kawasan taman nasional Wasur sebagian besar tergenang air selama 4 - 6 bulan dalam setahun, dan merupakan perwakilan lahan basah yang paling luas di Papua.
Secara geografis TNW terletak antara 08°06’00” LS - 09°12’00” LS. Dan 140°18’00”BT - 141°00’00” BT. Secara administratif kawasan tersebut berada di -Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke, Propinsi Irian Jaya.
TNW berbatasan dengan :
Sebelah Timur berbatasan dengan Suaka Margasatwa Tonda di Papua New Guinea,
Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Merauke,
Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafura,
Sebelah Utara berbatasan dengan kawasan Sungai Maro.
Topografi TNW relatif datar dengan kemiringan 0 - 8 %. Lahan basah di kawasan ini memegang peranan yang sangat penting, terutama sebagai habitat burung migran. Siklus airnya merupakan pemelihara keseimbangan dan integritas habitat. Pada musim kering, airnya surut membentuk rawa-rawa permanen yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh parit-parit yang mengalirkan airnya ke laut. Rawa-rawa disini merupakan pendukung kehidupan makhluk hidup yang hidup di kawasan ini.
TNW merupakan salah satu dari 50 TN di Indonesia yang baru dikelola dalam bentuk UPT (Unit Pelaksana Teknis) sejak tahun 1997. Sebelumnya pengelolaan kawasan TNW dilaksanakan oleh Sub Balai Konservasi Sumber daya Alam Irian Jaya II C.q. Sub Seksi Konservasi Sumber daya Alam Merauke bersama – sama WWF.
Secara historis kawasan TNW pengabungan dari Kawasan Suaka Margasatwa Wasur dengan luas 206.000 ha dan Cagar Alam Rawa Biru seluas 4.000 ha sesuai SK Menpan No 252/Kpts/Um/5/1978 tanggal 2 Mei 1978.
Berdasarkan SK Menhut No 448/ Menhut-IV/90 tanggal 6 Maret 1990, kawasan tersebut ditunjuk menjadi kawasan Taman Nasional Wasur dengan luas ± 308.000 ha. Pada tahun 1997 melalui SK Menhut No. 282/Kpts-IV/1997 tanggal 23 Mei 1997 TNW ditetapkan menjadi Taman Nasional seluas ± 413.810 ha.
Pengelolaan TNW dilakukan dengan sistem Zonasi berdasarkan : SK. Dirjen PHKA No:15/Kpts/DJ-V/2001, tanggal 6 Pebruari 2001
• Zona Inti seluas ± 127.590 Ha, terbagi 2 Bagian Utara dan Bagian Selatan
• Zona Rimba seluas ± 211.320 Ha, terbagi 2 Bagian Utara dan Bagian Selatan
• Zona Pemanfaatan Intensif seluas ± 56.100 Ha
• Zona Pemukiman seluas ± 18.800 Ha, terbagi atas Desa Kondo, Tomerau , Wasur, Rawa Biru (Yereu), Yanggandur, Sota, Bokrum, Tambat dan Soa.
TNW mempunyai keunikan dan peran yang sangat strategis. Keunikan kawasan ini adalah adanya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang cukup tinggi.
Terdapat 6 tipe ekosistem di kawasan TNW yaitu :
a. Ekosistem Rawa Berair Payau Musiman;
b. Ekosistem Rawa Berair Tawar Permanen;
c. Ekosistem Pesisir Berair Tawar;
d. Ekosistem Daratan Berair Tawar;
e. Ekosistem Pesisir Berair Payau - Asin dan
f. Ekosistem Daratan Berair Payau.
Sekitar 70% dari luas kawasan TNW berupa vegetasi savana, Secara umum jenis vegetasi di dalam kawasan TNW dikelompokkan dalam 10 kelas hutan yaitu Hutan Dominan Melaleuca sp, Hutan Co-Dominan Melaleuca sp - Eucalyptus sp, Hutan Jarang, Hutan Pantai, Hutan Musim, Hutan Pinggir Sungai, Hutan Bakau, Sabana, Padang Rumput dan Padang Rumput Rawa.
Jenis tumbuhan yang mendominasi hutan di kawasan tn ini antara lain:
api-api ( Avicennia sp.), tancang ( Bruguiera sp.), ketapang ( Terminalia sp.) dan kayu putih ( Melaleuca sp.)
Di kawasan ini juga dapat dijumpai flora eksotik yang berpotensi mengancam kelestarian flora fauna endemik antara lain:
Eceng gondok ( Eichornia crassipes ), Kelampis air/putri malu raksasa ( Mimossa pigra ), Krinyuh ( Cromolaena odorata ), Semak ekor tikus/jarong ( Stachyiarpheta urticaefolia ), tebu rawa ( Hanguana sp), selada air ( Pitsia sp), salvima ( Salvinia sp), sidagori ( Sida acuta ) dan tahi ayam ( Lantana camara ), serta acasia berduri ( Acaccia nilotica )
TNW memiliki keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Diperkirakan terdapat sekitar 80 jenis mamalia dan 399 jenis burung, sehingga merupakan wilayah yang paling kaya akan jenis burung di Irian Jaya
1. Mamalia
Berdasarkan hasil survey terdapat 34 spesies dari 80 spesies mamalia yang terdidentifikasi. Mamalia besar di kawasan TNW adalah kangguru lapang (Macropus agilis), Kangguru hutan/biasa (Darcopsis veterum) dan Kangguru Tanah (Thylogale brunii). Disamping itu terdapat mamalia lain yaitu musang hutan (Dasyurus spartacus), Kuskus berbintik (Spilocuscus Petaurus breviceps) dikenal masyarakat setempat sebagai tupai dan lain-lain
2. Aves (Burung)
TNW memiliki keanekaragaman burung yang telah tercatat 403 species dengan 74 species diantaranya endemik Papua dan diperkirakan terdapat 114 species yang dilindungi. Jenis burung tersebut antara lain : Garuda Papua (Aquila gurneyei), Cenderawasih (Paradisea apoda novaguineae), Kakatua (Cacatua sp), Mambruk (Crown pigeons), Kasuari (Cassowary), Elang (Circus sp.), Alap-alap (Accipiter sp.) dan lain-lain. Disamping itu lahan basah yang dimiliki TN Wasur merupakan tempat yang sangat penting bagi burung migran dari Australia dan New Zealand seperti : Bagau abu-abu/Ndarau (Cranes Trans-fly), Pelikan, Ibis (Stra-necked, Glossy dan White), Boha (Magpie geese), Burung Pantai (Plovers, Australian Pratincole) dan Paruh sendok (Royal spoonbills)
3. Pisces (Ikan)
Kawasan TNW merupakan lahan basah yang luas, dimana banyak kehidupan aquatik yang menjadi komponen penting bagi keanekaragaman hayati dalam kawasan. Teradapat 39 jenis ikan dari 72 jenis yang ada, yang 32 jenis diantaranya terdapat di Rawa Biru dan 7 jenis terdapat di Sungai Maro seperti Scleropages jardinii, Cochlefelis, Doiichthys, Nedystoma, Tetranesodon, Iriatherina dan Kiunga dan lain-lain
4. Reptil dan Ampfibi
Hasil survey terdapat 26 jenis reptil yaitu 2 jenis buaya (Crocodylus porosus dan Crocodylus novaguineae), 3 jenis biawak (Varanus sp.), 4 jenis kura-kura, 5 jenis kadal (Mabouya sp.), 8 jenis ular (Condoidae, Liasis, Pyton) dan 1 jenis bunglon (Calotus jutatas) dan 3 jenis katak; katak pohon (Hylla crueelea), katak pohon irian (Litoria infrafrenata) dan katak hijau (Rona macrodon).
5. Insekta (Serangga)
Yang tercatat di TNW terdapat 48 jenis, diantaranya : Rayap (Tumulitermis sp. dan Protocapritermis sp.), Kupu-kupu (Ornithoptera priamus), semut (Formicidae, Nytalidae, Pieridae) dan lain-lain. Selain jenis fauna asli, di dalam kawasan TN Wasur juga terdapat jenis-jenis fauna eksotik seperti : rusa (Cervus timorensis), Sapi (Bos sp.) serta bermacam-macam spesies ikan seperti :betik (Anabas testudineus), gabus (Crassis auratus), Mujair (Orechromis mossambica) dan Tawes (Cyprinus carpio).
TNW dapat di jangkau dari Jayapura ke Merauke menggunakan pesawat dengan waktu perjalanan sekitar 1,5 jam, dan Merauke ke lokasi sekitar 9 - 85 km menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh 1 - 2 jam. TNW dibelah jalan Trans Irian yang menghubungkan Jayapura dan Merauke memungkinkan untuk perjalanan darat.
Wisata alam TNW belum banyak dikembangkan, namun demikian potensi wisata alamnya sangat luar biasa. Bagi para petualang yang menyukai atraksi hidupan liar, inilah surga yang jarang dicari tandingannya.
Secara geografis TNW terletak antara 08°06’00” LS - 09°12’00” LS. Dan 140°18’00”BT - 141°00’00” BT. Secara administratif kawasan tersebut berada di -Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke, Propinsi Irian Jaya.
TNW berbatasan dengan :
Sebelah Timur berbatasan dengan Suaka Margasatwa Tonda di Papua New Guinea,
Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Merauke,
Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafura,
Sebelah Utara berbatasan dengan kawasan Sungai Maro.
Topografi TNW relatif datar dengan kemiringan 0 - 8 %. Lahan basah di kawasan ini memegang peranan yang sangat penting, terutama sebagai habitat burung migran. Siklus airnya merupakan pemelihara keseimbangan dan integritas habitat. Pada musim kering, airnya surut membentuk rawa-rawa permanen yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh parit-parit yang mengalirkan airnya ke laut. Rawa-rawa disini merupakan pendukung kehidupan makhluk hidup yang hidup di kawasan ini.
TNW merupakan salah satu dari 50 TN di Indonesia yang baru dikelola dalam bentuk UPT (Unit Pelaksana Teknis) sejak tahun 1997. Sebelumnya pengelolaan kawasan TNW dilaksanakan oleh Sub Balai Konservasi Sumber daya Alam Irian Jaya II C.q. Sub Seksi Konservasi Sumber daya Alam Merauke bersama – sama WWF.
Secara historis kawasan TNW pengabungan dari Kawasan Suaka Margasatwa Wasur dengan luas 206.000 ha dan Cagar Alam Rawa Biru seluas 4.000 ha sesuai SK Menpan No 252/Kpts/Um/5/1978 tanggal 2 Mei 1978.
Berdasarkan SK Menhut No 448/ Menhut-IV/90 tanggal 6 Maret 1990, kawasan tersebut ditunjuk menjadi kawasan Taman Nasional Wasur dengan luas ± 308.000 ha. Pada tahun 1997 melalui SK Menhut No. 282/Kpts-IV/1997 tanggal 23 Mei 1997 TNW ditetapkan menjadi Taman Nasional seluas ± 413.810 ha.
Pengelolaan TNW dilakukan dengan sistem Zonasi berdasarkan : SK. Dirjen PHKA No:15/Kpts/DJ-V/2001, tanggal 6 Pebruari 2001
• Zona Inti seluas ± 127.590 Ha, terbagi 2 Bagian Utara dan Bagian Selatan
• Zona Rimba seluas ± 211.320 Ha, terbagi 2 Bagian Utara dan Bagian Selatan
• Zona Pemanfaatan Intensif seluas ± 56.100 Ha
• Zona Pemukiman seluas ± 18.800 Ha, terbagi atas Desa Kondo, Tomerau , Wasur, Rawa Biru (Yereu), Yanggandur, Sota, Bokrum, Tambat dan Soa.
TNW mempunyai keunikan dan peran yang sangat strategis. Keunikan kawasan ini adalah adanya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang cukup tinggi.
Terdapat 6 tipe ekosistem di kawasan TNW yaitu :
a. Ekosistem Rawa Berair Payau Musiman;
b. Ekosistem Rawa Berair Tawar Permanen;
c. Ekosistem Pesisir Berair Tawar;
d. Ekosistem Daratan Berair Tawar;
e. Ekosistem Pesisir Berair Payau - Asin dan
f. Ekosistem Daratan Berair Payau.
Sekitar 70% dari luas kawasan TNW berupa vegetasi savana, Secara umum jenis vegetasi di dalam kawasan TNW dikelompokkan dalam 10 kelas hutan yaitu Hutan Dominan Melaleuca sp, Hutan Co-Dominan Melaleuca sp - Eucalyptus sp, Hutan Jarang, Hutan Pantai, Hutan Musim, Hutan Pinggir Sungai, Hutan Bakau, Sabana, Padang Rumput dan Padang Rumput Rawa.
Jenis tumbuhan yang mendominasi hutan di kawasan tn ini antara lain:
api-api ( Avicennia sp.), tancang ( Bruguiera sp.), ketapang ( Terminalia sp.) dan kayu putih ( Melaleuca sp.)
Di kawasan ini juga dapat dijumpai flora eksotik yang berpotensi mengancam kelestarian flora fauna endemik antara lain:
Eceng gondok ( Eichornia crassipes ), Kelampis air/putri malu raksasa ( Mimossa pigra ), Krinyuh ( Cromolaena odorata ), Semak ekor tikus/jarong ( Stachyiarpheta urticaefolia ), tebu rawa ( Hanguana sp), selada air ( Pitsia sp), salvima ( Salvinia sp), sidagori ( Sida acuta ) dan tahi ayam ( Lantana camara ), serta acasia berduri ( Acaccia nilotica )
TNW memiliki keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Diperkirakan terdapat sekitar 80 jenis mamalia dan 399 jenis burung, sehingga merupakan wilayah yang paling kaya akan jenis burung di Irian Jaya
1. Mamalia
Berdasarkan hasil survey terdapat 34 spesies dari 80 spesies mamalia yang terdidentifikasi. Mamalia besar di kawasan TNW adalah kangguru lapang (Macropus agilis), Kangguru hutan/biasa (Darcopsis veterum) dan Kangguru Tanah (Thylogale brunii). Disamping itu terdapat mamalia lain yaitu musang hutan (Dasyurus spartacus), Kuskus berbintik (Spilocuscus Petaurus breviceps) dikenal masyarakat setempat sebagai tupai dan lain-lain
2. Aves (Burung)
TNW memiliki keanekaragaman burung yang telah tercatat 403 species dengan 74 species diantaranya endemik Papua dan diperkirakan terdapat 114 species yang dilindungi. Jenis burung tersebut antara lain : Garuda Papua (Aquila gurneyei), Cenderawasih (Paradisea apoda novaguineae), Kakatua (Cacatua sp), Mambruk (Crown pigeons), Kasuari (Cassowary), Elang (Circus sp.), Alap-alap (Accipiter sp.) dan lain-lain. Disamping itu lahan basah yang dimiliki TN Wasur merupakan tempat yang sangat penting bagi burung migran dari Australia dan New Zealand seperti : Bagau abu-abu/Ndarau (Cranes Trans-fly), Pelikan, Ibis (Stra-necked, Glossy dan White), Boha (Magpie geese), Burung Pantai (Plovers, Australian Pratincole) dan Paruh sendok (Royal spoonbills)
3. Pisces (Ikan)
Kawasan TNW merupakan lahan basah yang luas, dimana banyak kehidupan aquatik yang menjadi komponen penting bagi keanekaragaman hayati dalam kawasan. Teradapat 39 jenis ikan dari 72 jenis yang ada, yang 32 jenis diantaranya terdapat di Rawa Biru dan 7 jenis terdapat di Sungai Maro seperti Scleropages jardinii, Cochlefelis, Doiichthys, Nedystoma, Tetranesodon, Iriatherina dan Kiunga dan lain-lain
4. Reptil dan Ampfibi
Hasil survey terdapat 26 jenis reptil yaitu 2 jenis buaya (Crocodylus porosus dan Crocodylus novaguineae), 3 jenis biawak (Varanus sp.), 4 jenis kura-kura, 5 jenis kadal (Mabouya sp.), 8 jenis ular (Condoidae, Liasis, Pyton) dan 1 jenis bunglon (Calotus jutatas) dan 3 jenis katak; katak pohon (Hylla crueelea), katak pohon irian (Litoria infrafrenata) dan katak hijau (Rona macrodon).
5. Insekta (Serangga)
Yang tercatat di TNW terdapat 48 jenis, diantaranya : Rayap (Tumulitermis sp. dan Protocapritermis sp.), Kupu-kupu (Ornithoptera priamus), semut (Formicidae, Nytalidae, Pieridae) dan lain-lain. Selain jenis fauna asli, di dalam kawasan TN Wasur juga terdapat jenis-jenis fauna eksotik seperti : rusa (Cervus timorensis), Sapi (Bos sp.) serta bermacam-macam spesies ikan seperti :betik (Anabas testudineus), gabus (Crassis auratus), Mujair (Orechromis mossambica) dan Tawes (Cyprinus carpio).
TNW dapat di jangkau dari Jayapura ke Merauke menggunakan pesawat dengan waktu perjalanan sekitar 1,5 jam, dan Merauke ke lokasi sekitar 9 - 85 km menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh 1 - 2 jam. TNW dibelah jalan Trans Irian yang menghubungkan Jayapura dan Merauke memungkinkan untuk perjalanan darat.
Wisata alam TNW belum banyak dikembangkan, namun demikian potensi wisata alamnya sangat luar biasa. Bagi para petualang yang menyukai atraksi hidupan liar, inilah surga yang jarang dicari tandingannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar